Senin, 18 Desember 2017

Perilaku Sosial



PERILAKU SOSIAL
Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah BK Sosial
Dosen Pengampu Cici Yulia, M.Pd


Oleh : Kelompok 4
1.      Halida Faustina Aniez      1601015138
2.      Sanah Fikriyah                  1601015069
3.      Yogo Pratiwi                     1601015098






PROGRAM STUDI PENDIDIKANBIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2017





KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta kemudahan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Perilaku Sosial” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehubungan dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyusunan karya tulis ilmiah dimasa mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dan penulis minta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan.


Jakarta, 21 November 2017

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I       PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A.    Latar Belakang ...................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ................................................................. 1
C.     Tujuan Pembuatan Makalah .................................................. 1
BAB II      PEMBAHASAN ......................................................................... 2
A.    Pengertian PerilakuSosial ...................................................... 2
B.     Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial............................................ 2
C.     Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial .......................... 3
D.    Macam-Macam Perilaku Sosial ............................................. 5
BAB III    SIMPULAN ................................................................................. 9
A.    Simpulan ................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Perubahan perilaku sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan juga faktor ekonomi. Saat ini dizaman demokrasi yang sangat gencar, menimbulkan perubahan-perubahan besar, misal setiap warga negara bebas untuk menyampaikan pendapat di muka umum dengan berbagai cara, di era sebelum reformasi dimana demokrasi yang saat itu dibungkam dengan kekuatan, kekuasaan, maka tidak dapat dengan bebas untuk melakukan penyampaian pendapat. Perubahan perilaku tersebut terwujud atas dorongan dari interaksi masyarakat yang sangat kuat untuk menginginkan adanya perubahan. 
Perilaku individu dalam masyarakat yang masing-masing memiliki kepentingan-kepentingan yang berbeda dan melakukan saling berhubungan. Kadangkala bekerjasama kadang juga saling bertentangan, pola perilaku ini dilakukan secara berulang-ulang dan tidak dapat diramalkan
B.     RumusanMasalah
1.     Apa saja konsep dasar perilaku sosial?
2.     Apa saja bentuk dan jenis perilaku sosial?
3.     Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku sosial?
4.     Apa saja macam-macam perilaku sosial?
C.   Tujuan
1.     Untuk mengetahui konsep dasar perilaku sosial.
2.     Untuk memahami bentuk dan jenis perilaku sosial.
3.     Untuk mengetahui dan memahami maksud dari perilaku sosial.
4.     Untuk mengetahui dan memahami macam-macam perilaku sosial.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Konsep Dasar Perilaku Sosial
A.     Pengertian Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Sebagai bukti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lain. Perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respon antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, rasa hormat terhadap orang lain. Dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah suatu tindakan dengan cara yang berbeda dalam situasi berbeda, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang ditunjukkan seseorang ke orang lain.
Para ahli filsafat, ahli agama, dan pendidik telah berspekulasi mengenai hubungan antara sikap dan tindakan, karakter dan perilaku. Hal yang mendasari proses pengajaran, konseling, dan pemeliharaan anak adalah suatu asumsi bahwa kepercayaan pribadi dan perasaan kita menentukan perilaku kita di hadapan publik, sehingga ketika kita berusaha untuk mengubah perilaku kita harus terlebih dahulu mengubah hati dan pikiran kita.
Pada permulaan, para psikolog sosial setuju bahwa untuk memahami sikap seseorang artinya kita memprediksikan perilaku mereka.
B.     Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
1.      Perilaku Terbuka dan Tertutup
a.       Perilaku Terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu perilaku ini disebut over behavior.
b.     Perilaku Tertutup
Respons sesorang terhadap stimulus dalam bentuk terselebung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatuan, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada penerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku ini disebut cover behavior.
2.      Perilaku Reflektif dan Non-Reflektif
a.       Perilaku Reflektif
Perilaku reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misalnya reaksi kedip mata bila terkena sinar, menarik jari bila terkena panas, dan sebagainya. perilaku reflektif ini terjadi dengan sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia.
b.     Perilaku Non-Reflektif
Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Proses perilaku ini disebut proses psikologis. [1]
   C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial
1.     Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting. Motif dari dalam dirinya, sikap serta nafsu. Faktor internal dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor sosiopsikologis berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif, yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisonal yang berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak.
Ketika faktor dari dalam diri baik, maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula. Sebaliknya, jika faktor dalam diri buruk maka akan menimbulkan faktor yang buruk pula. Faktor internal yang bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam.  
2.      Faktor dari luar (Eksternal)
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu, antara lain keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim, dan cuaca serta faktor ekonomi individu. Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menimnbulkan perilaku yang buruk sebagai bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai bentuk penyesuaian diri yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu, faktor ini merupakan faktor dalam perilaku seseorang, keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan seseorang berbuat nekat dan semaunya tanpa memperdulikan orang lain. Seseorang akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku.   
   D.   Macam-macam Perilaku Sosial
1.      Perilaku Agresi
a.      Pengertian Perilaku Agresi
Terdapat perspektif mengenai agresi, antara lain:
1)     Peran faktor biologis: dari insting hingga perspektif psikologi evolusioner. Teori ini menyatakan bahwa kekerasan manusia berasal dari kecenderungan bawaan (yang diturunkan) untuk bersikap agresif kepada orang lain. Menurut Konrad Lorenz berpendapat bahwa agresi muncul terutama dari insting berkelahi (fighting instinct) bawaan yang dimiliki oleh manusia dan spesies lainnya.
2)     Teori dorongan: motif untuk menyakiti orang lain. Teori ini mengemukakan bahwa kondisi eksternal–terutama frustasi–membangkitkan motif yang kuat untuk menyakiti orang lain. Yang paling terkenal di antara teori-teori ini adalah hipotesis frustasi-agresi (frustatio-aggression hyphotesis). Menurut pandangan ini, frustasi mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek.
3)      Teori modern atas agresi: memperhitungkan proses belajar, kognisi, suasana hati, dan keterangsangan. Menurut teori ini, agresi di picu oleh banyak sekali variabel input. Variabel yang pertama meliputi frustasi. Variabel yang kedua meliputi trait yang mendorong individu untuk melakukan agresi, misalnya mudah sekali marah atau tempramental.[2]
Dapat disimpulkan bahwa agresi adalah tindakan siksaan yang disengaja untuk menyakiti orang lain, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor eksternal juga faktor belajar.
b.     Penyebab Agresi
Perilaku agresi tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor penyebabnya. Perilaku agresi merupakan respon terhadap sebuah stimulus. Ada beberapa penyebab, sehingga perilaku agresi muncul. Beberapa faktor penyebab perilaku agresi, yaitu:
1)     Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga tidak dan saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan timbul pikiran yang kejam.
2)      Faktor Biologis
Tiga faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu:
a)     Gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi.
b)     Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mengalami kesenangan dan kegembiraan.
c)     Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progesterone menurun jumlahnya akibatnya banyak wanita mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan.
 3)      Kesenjangan generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara remaja dengan orangtuanya, dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orangtua dan remaja diyakini sebagai penyebab timbulnya perilaku agresi pada remaja.
4)      Faktor Lingkungan
Lingkungan, bahwa ada tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku agresi yaitu:
a)     Kemiskinan, bila seorang remaja dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan.
b)     Anonimitas, bahwa terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal. Setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri) dan bila seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati pada orang lain.
c)     Suhu udara yang panas, tawuran yang terjadi di Jakarta seringkali terjadi pada siang hari diterik panas matahari, tapi bila musim hujan relative tidak ada peristiwa tersebut. Aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan petugas keamanan yang biasa terjadi pada cuaca yang terik dan panas tapi bila hari diguyur hujan aksi tersebut juga menjadi sepi. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap perilaku sosial berupa peningkatan perilaku agresi.
 5)     Peran belajar model kekerasan
Anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui televisi dan juga “games”, ataupun mainan yang bertema kekerasan.
6)      Frustrasi
Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai sehingga mereka menjadi mudah marah dan berperilaku agresi.
7)     Proses pendisiplinan yang keliru
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.
2.      Altruisme
Altruisme adalah tindakan suka rela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apapun (kecuali mungkin perasaan telah melakukan kebaikan).[3] Contoh tindakan altruisme adalah mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat. Mahasiswa tersebut mengabdi secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Perilaku sosial adalah suatu tindakan dengan cara yang berbeda dalam situasi berbeda, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang ditunjukkan seseorang ke orang lain.Untuk itu kita sebagai manusia diharapkan dapat bekerjasama, saling menghormati, dan toleran dalam hidup bermasyarakat agar terciptanya keharmonisan dalam lingkungan.
B.     Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakat harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin kesatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mudirul. 2016. Makalah Pola Perilaku. Dalam http://mudirulachamad.blogspot.co.id/20/16/06/makalah-pola-perilaku
pengertian-macam.html, diakses pada tanggal 13 Desember 2017 pukul 12:08 WIB.
Baron, Robert A, dan Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Sears, David O, Jonathan L. Freedman, dan L.Anne Peplau. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
.


[1]MudirulAchmad.Makalah Pola Perilaku. Diakses dari http://mudirulachamad.blogspot.co.id/20/16/06/makalah-pola-perilaku
pengertian-macam.html, diakses pada tanggal 13 Desember 2017 pukul 12:08 WIB.

[2] Baron dan Byrne. 2005. Psikologi Sosial.  Erlangga: Jakarta. Hlm, 140
[3] Sears, Freedman, Peplau. 1985. Psikologi Sosial. Erlangga: Jakarta . Hlm, 47.